”SH sejati tidak pernah punya seragam. Kalau mau ada pertemuan atau acara apapun, pakaian orang SH ya bebas rapi, misalnya mengenakan setelan kemeja batik dan celana kain,”.
Karena kesan ramah itu pula, setiap kali SH Panti menggelar acara untuk memperingati bulan Suro –yang biasa disebut Suran—di panti, Jl Gajah Mada 41, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, malah banyak warga di luar SH yang ingin datang. Sementara ketika SH yang lain menggelar acara Suran, yang identik dengan konvoi seragam hitam-hitam, masyarakat malah menghindari.
”Kalau SH Panti yang mengadakan acara Suran, polisi malah senang. Karena acara di panti selalu berjalan aman dan tidak melibatkan konvoi massa.
SH tidak pernah berambisi untuk merekrut massa dalam jumlah yang banyak. Dan memang, warga SH Panti itu tidak banyak. Pasalnya, sekali rekrut, SH punya kebijakan maksimal hanya menerima dua orang. Perekrutan pun hanya dilakukan maksimal dua kali setahun.
Dibandingkan jumlah massa SH Terate atau SH Tunas Muda, massa SH Panti jelas tak ada apa-apanya. Karena dua SH itu merekrut massa dalam jumlah besar sewaktu-waktu. “Tujuan SH memang bukan untuk menggalang massa,”.
SH juga tidak pernah punya ambisi untuk mendongkrak simpatisan atau berekspansi merekrut warga sebanyak-banyaknya. SH tidak punya kepentingan politik praksis. SH akan tetap menjadi SH, yang menghantarkan warganya menuju keselamatan. ”SH hanya ingin selamat dan terhindar dari perbuatan tercela,”.