SH itu Satu, Satu itu Tunggal, Tunggal itu Esa ..Diri saya adalah diri kamu,cahayamu adalah cahayaku,..kamu adalah saudaraku ,kamu adalah aku,Satu ..Siji

Eyang SOERO



Ketika kemudian mulai banyak murid yang bermaksud belajar kepada beliau maka agar lebih terorganisasikan kemudian dibentuk perguruan pencak silat dengan nama (dalam ejaan baru) Joyo Gendilo Cipto Mulyo . Sebuah perguruan pencak silat yang kelak berkembang menjadi banyak perguruan seperti Persaudaraan Setia Hati "winongo", Setia Hati Terate, KPS Nusantara, dan beberapa nama perguruan pencak silat lainnya lagi.
Walaupun menguasai pencak silat tingkat tinggi dari berbagai daerah di Nusantara, namun justru oleh mereka yang mengenalnya, Eyang Suro sendiri dikatakan sebagai pribadi yang sangat sabar dan ramah. Beliau sendiri mengajarkan bahwa pada tingkatan tertinggi, olah pencak silat bukan lagi pada fisik tetapi spiritual, menuju pengenalan jatidiri sejati. Meskipun tidak banyak, namun ada murid-murid beliau yang kemudian mencapai tingkatan tersebut. Diantaranya alm. Bp. Bambang Soebijantoro Karto Koesoemo (terakhir menjabat sebagai Bupati Ngawi pada 1965-1967), salah seorang keponakan beliau yang karena kecerdasannya (antara lain menguasai beragam bahasa asing secara otodidak) juga menjadi penerjemah pemerintah untuk para tamu negara. Pada 2006, seorang murid (kini tinggal di Taiwan bersama keluarganya) yang sebelumnya telah menyelesaikan jenjang pendekar dari salah satu Perguruan beliau di Madiun juga kemudian mencapai tingkatan pencerahan tersebut.